309.

Bahunya didekap ketika tubuh gadis itu hampir luruh. Rasanya aneh melakukan kontak fisik setelah satu minggu tak saling bicara. Satu hal yang dapat Angel rasakan, hangatnya telapak Jerry masih sama meski sikapnya makin membeku.

Tatapan sang gadis jatuh pada aliran wastafel yang belum ia matikan. Debar nyeri menggetarkan dadanya. Sudah satu minggu sejak kepulangannya dari Kota Kembang, namun suaminya masih setia dalam hening.

Pantulan dirinya dan Jerry di cermin tidak tergambar seperti biasa. Tak ada raut bahagia kala berinteraksi dengan anaknya. Kini mereka hanya dua insan yang pernah dekat dan kembali asing.

Gadis itu menarik bahunya ke arah depan, memaksa Jerry melepas tangannya tanpa kata. Namun, lelaki itu enggan melakukannya saat menangkap pucat pasi pada wajah sang istri.

Matanya memejam saat Angel terus berusaha melepaskan diri. “Gue nggak mau anak gue kenapa-napa,” tutur Jerry. Nada pelan dan penekanan di setiap katanya mampu membungkan siapa pun yang mendengar.

“Anak lo aman, gue masih punya otak buat jaga dia!” hardik sang istri disertai tatapan tajam yang memantul dari cermin.

Di luar dugaan Angel, Jerry benar-benar melepas bahunya dan membiarkan tubuhnya bertumpu penuh pada wastafel. Ini bukan Jerry yang ia kenal, suaminya tidak akan melepasnya begitu saja. Napasnya mulai berat, gadis itu merasakan pelupuknya sudah penuh.

Tenaga yang tersisa Angel gunakan untuk menunjuk pintu kamar mandi yang terbuka sempurna. “K-keluar ....” lirihnya lolos. Padahal, ia ingin Jerry diam di sini dan menenangkan anaknya di dalam sana. Tapi, Angel sangat tidak tahu diri jika meminta hal itu.

Gadis itu memejam. Entah untuk menahan mual atau tangis yang sebentar lagi pecah. Hingga telinganya disapa ceklekan pintu tertutup, tubuhnya baru merosot selaras air mata yang turun deras.

Ke mana Jerry? Ke mana Jerry yang selalu menemaninya? Ke mana Jerry yang selalu menenangkannya? Ke mana Jerrynya?

Angel butuh Jerry.


@guanhengai, 2021.