379.

Aryo menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu, kebulan asap kembali keluar perlahan dari mulutnya. Kelihatannya pria itu belum berniat memulai perbincangan dengan sang adik ipar. Ia membiarkan lelaki berkemeja kotak itu sibuk dengan terkaannya.

Kedai kopi outdoor yang tidak begitu ramai adalah tempat sempurna untuk keduanya berbagi resah. Sama seperti ayah yang melepas anak gadisnya, begitu pula perasaan Aryo menjelang hari pernikahan Anne.

Pria itu tidak bisa membayangankan Anne diboyong ke luar negeri oleh sang suami karena tuntutan pekerjaan Juan yang tidak bisa stay di satu negara. Di sisi lain, ia juga memikirkan ibunya yang nanti akan tinggal sendiri karena si bungsu sudah tidak lagi tinggal di rumah.

“Kayaknya Angel makin nempel sama lo.” Bukan tentang Anne atau ibu, Aryo justru membahas adik tengahnya.

Adik iparnya mengangguk dan tersenyum bahagia. Meski masih sedingin es, Angel memang terlihat semakin dekat dan manja dengan sang suami.

Aryo terkekeh melihat wajah Jerry yang mulai bersemu. Lelaki berusia tiga tahun lebih muda di hadapannya itu sering terlihat salah tingkah. Namun, ia segera menutupinya dengan senyum tipis atau gerakan kecil di kepalanya.

“Gue yang transfer ke kakak lo.”

Ucapan Aryo memanggil penuh atensi Jerry. Keningnya sempat mengerut sebelum otaknya menemukan sebuah jawaban.

“Dari mana lo tau soal Mas Adil?” tanya Jerry penasaran.

Aryo meletakkan puntung rokok yang tersisa setengah di cekung asbak. Keduanya sempat saling tatap dalam diam.

“Marcell yang cerita.”

Meski lelaki berpipi tirus itu terlihat apatis, ternyata ialah yang paling care pada teman-temannya. Saat Hargi mengalami kecelakaan motor saat duduk di bangku kuliah, Marcell setia menemaninya di rumah sakit sepanjang hari. Saat Angel menghilang di tengah pencarian Alle, Marcell juga yang paling gencar mencari.

“Sejak bokap meninggal, Marcell sama Hargi janji ke gue buat jagain Angel. Itu yang bikin gue nggak terlalu deket sama dia, karena gue ngerasa udah ada dua orang yang jaga,” tutur Aryo memulai ceritanya.

Kejadian sembilan tahun silam tidak akan pernah hilang dari ingatan siapa pun, termasuk Aryo. Lelaki itu yang mendapat kabar jika sang ayah mengalami laka lalu lintas saat guyuran hujan membasahi jalanan kota.

Sepertinya saat itu malaikat maut sedang berada di tempat, sehingga ayahnya langsung dibawa pergi ke alam sana.

Kabar itu baru Angel dengar sehari setelahnya, saat Marcell menemuinya di sebuah tempat yang sering ia kunjungi dengan Alle. Bukan hanya terpukul, bahkan gadis itu sempat pingsan saat mendapati ayahnya terbujur kaku di dalam peti kayu.

Ia selalu menyalahkan dirinya atas kepergian sang ayah. Malam itu memang ayahnya ikut turun tangan dalam pencarian anak tengahnya yang sedang 'mengejar' sang tambatan hati.

Menurut cerita Aryo, Angel merupakan anak yang paling dekat dengan ayah mereka dibandingkan dirinya dan si bungsu. Sebelum Anne lahir, Angel selalu ikut ke mana pun ayahnya pergi. Bahkan, pernah berkali-kali gadis kecil itu memaksa ikut dinas ke luar negeri.

Kepergian pria pertama di hidupnya membuat Angel sangat marah. Entah pada dirinya, takdir, atau Alle yang membuat ia kehilangan sosok itu. Hal tersebut adalah awal mula luka dan rasa benci tumbuh di hatinya. Dan itu juga yang membuat Angel 'haus' akan maaf dari Alle. Ia berpikir mantannya adalah salah satu penyebab sang ayah meninggal.

“Udah banyak banget cowok yang deketin Angel setelah itu, tapi Marcell cuma ceritain pas adek gue ketemu lo.” Informasi itu mengejutkan Jerry. Mengapa Marcell menceritakan dirinya? Berarti, Mas Aryo sudah tahu sejak awal?

“Gue baru tau semuanya setelah gue balik dari Jakarta, sebelumnya mah percaya-percaya aja sama cerita lo,” jelas Aryo seakan tahu pertanyaan di kepala Jerry.

Lelaki yang lebih muda itu menggumamkan kata maaf berkali-kali. Ia dengan tulus meminta pengampunan karena sudah membohongi kakak iparnya dan Aryo dengan lapang dada menerima maaf Jerry. Bahkan, kini ia sangat bangga pada lelaki di hadapannya itu.

“Dulu gue nikah sama Laras juga terpaksa.”

Kini netra Jerry membulat sempurna. Ia memang pernah mendengar cerita Angel mengenai pernikahan Aryo yang terkesan buru-buru, namun tak pernah menggali lebih dalam.

Dari perilaku Mba Laras dan Mas Aryo, tak ada kesan terpaksa sama sekali. Justru Jerry pernah merasa iri karena hubungan mereka yang terlihat hangat, ditambah si tampan kecil Yogi.

“Gue sempat berpikir apa yang Angel dan Anne alami sekarang itu karma atas ulah gue dulu,”

“Anne kenapa?”

“Hm. Sebenernya Juan nikahin Anne buat nyelamatin perusahaan bokap yang udah lama nggak keurus. Bedanya, mereka dikasih waktu buat kenalan. Yah, gue harap sekarang mereka bener-bener saling sayang.”

Jerry bungkam dengan mulut sedikit terbuka. Jajaran fakta yang baru saja terlontar dari mulut Aryo benar-benar membuat kepalanya pusing.

Ternyata, hidup istrinya dan keluarganya serumit ini. Pantas Angel tumbuh dengan hati yang keras dan tak mudah luluh.

“Gue seneng liat Angel bisa manja sama lo. Kadang gue iri pas liat dia meluk lo.” Meski minim cahaya, Jerry dapat melihat air mata menetes dari mata Aryo.

“Gue seneng liat dia bahagia,” tutur tulus sang kakak untuk adiknya yang terlalu lama bergumul dengan dirinya sendiri.

Aryo tidak tuli untuk mendengar tangis Angel tiap malam. Bantal dan aliran shower kamar mandi nyatanya tak cukup meredam tangis sang gadis. Posisi kamar yang bersebelahan dengan kakaknya membuat lelaki itu dapat mendengar isaknya dengan jelas.

“Dia belum sedewasa itu. Kadang bisa jadi orang tercengeng, suka insecure, overthinking, suka nutupin masalah. Tapi, gue harap lo bisa jadi sandaran buat adek gue. Gue bener-bener nitip dia ke lo,” pinta Aryo.

Jerry mengangguk pasti. Senyum tulus nan hangat terbit di wajahnya. “Insecure, crying, and overthinking bukan tolak ukur kedewasaan, Mas. Orang dewasa boleh nangis kok, boleh insecure, boleh overthinking. I love her. Gue bakal jaga dia tanpa lo minta,” tutur Jerry membalas ucapan Aryo.

Kakak iparnya tersenyum lega. Ia bersyukur karena adiknya dipertemukan oleh orang yang menyayanginya dengan tulus. Aryo juga melihat tatap sayang Angel pada sang suami. Lelaki itu berharap Jerry memang seseorang yang ditakdirkan untuk menjaga adiknya.

Drrtt drrtt

Getaran di meja membuat keduanya menengok. Ponsel dengan wallpaper gadis cantik menyala saat notifikasi muncul di layarnya.

“Cia elah, sesayang itu sama adek gue?” goda Aryo kala melihat foto Angel terpajang di ponsel Jerry.

Sang lawan bicara hanya tersenyum malu, kemudian meminta izin untuk membalas pesan istrinya.

“Mas, balik sekarang? Angel udah nanyain nih,” pinta Jerry yang langsung diangguki oleh Aryo.

Setelah mematikan sisa puntung rokok, lelaki itu beranjak dan menuju parkiran. Selama berjalan, Aryo kembali mengucap syukur karena Jerry yang menjadi adik iparnya. Bahkan, lelaki itu menolak rokok mahalnya agar Angel tidak mencium aroma asap dari tubuhnya.

Meski begitu, Jerry sudah berniat untuk mandi sesampainya di rumah karena tetap ada beberapa partikel dari rokok Aryo yang menempel di bajunya.


@guanhengai, 2021.