93.

image

Suasana lingkungan sekitar Rhei memiliki korelasi negatif dengan otaknya. Semakin tenang ruang kerja Rhei, maka semakin riuh kepalanya.

Cangkir beling di hadapan gadis itu masih penuh dengan kopi yang diseduh satu jam lalu. Kepulan asap yang semula memayungi cangkirnya sudah hilang ditelan dinginnya suhu ruangan. Embun tipis menyelimuti kaca ruang kerja Rhei, membuat lautan kerlap-kerlip lampu di luar sana terlihat samar.

“Kenapa gue nggak tau kalo Gerald udah punya anak?”

Mungkin, ini sudah kali keseribu Rhei bertanya pada dirinya sendiri. Tentu tidak ada jawaban yang memuaskan karena minimnya petunjuk mengenai hal tersebut. Gerald merupakan salah satu public figure yang sangat menjaga privacy keluarganya. Bahkan, publik tidak tahu siapa orang tua Gerald.

Bisa jadi seorang pejabat negara, pengusaha terkenal, atau sesama public figure?

“Jadi? Anak kecil itu beneran anaknya Gerald?” tanya Rhei ketika Dylan menghampiri dirinya di taman belakang rumah sakit.

“Gerald itu public figure, Rhei. Mereka yang sering show off keluarganya di media sosial aja masih nyimpen banyak rahasia, apa lagi orang kayak Gerald?” jawab sahabatnya.

Gadis itu selalu bersemangat saat bagian administrasi rumah sakit memberinya dokumen klien berusia kanak-kanak. Namun, hari ini suasana hatinya seperti bertemu dengan klien lanjut usia yang memiliki prinsip teguh dan merasa tidak membutuhkan bantuan psikolog.

Rhei tenggelam dalam bayangan masa depan di mana dirinya dan Gerald berakhir dalam sebuah hubungan pasti. Gadis itu lupa bahwa dia hanya satu dari beribu penggemar seorang Geraldo Mahendra Griffin.

Benar kata Dylan, Gerald tetap seorang public figure yang menyimpan banyak rahasia. Rhei tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sangat mengenal Gerald hanya karena tahu lelaki itu selalu makan bakso tanpa sambal dan kecap. Rhei tidak bisa mengatakan dirinya sangat mengenal Gerald karena tahu lelaki itu lebih suka rasa strawberry dari pada cokelat.

Nyatanya, Rhei tidak mengenal Gerald sama sekali.

“Terus, istrinya Gerald di mana?”

Itu adalah pertanyaan paling besar yang muncul di kepalanya hari ini. Sayang, peluang Rhei mendapat jawaban tidak sebesar rasa penasarannya. Lagi pula, dia tidak mengharapkan jawaban itu, setidaknya untuk saat ini. Rhei tahu jauh di dalam lubuk hatinya masih sulit menerima fakta bahwa Gerald sudah berkeluarga.

“Kenapa rasanya dosa banget sih jatuh cinta sama artis?” tanya Rhei mengakhiri sesi galaunya.

Sebelum kedua kaki gadis itu beranjak meninggalkan rumah sakit, kopi yang sudah dingin segera diteguk habis. Cangkir kotor yang selalu dia cuci sebelum pulang pun kini dibiarkannya menghiasi meja kerja. Energinya benar-benar terkuras. (Hati) Rhei butuh istirahat panjang.


@guanhengai, 2022.